Kamis, 15 Oktober 2015

Cara Pengumpulan Data

Salam sehat untuk kita semua. Pada perjumpaan kali ini saya akan melanjutkan tulisan saya yang bertema pengertian data dan macam-macam data  yang sudah saya sampaikan. Anda dapat membacanya untuk bisa memahami lebih dalam lagi. Namun sekarang saya akan menuliskan tentang cara pengumpulan data.


Baiklah mari kita simak tulisan dibawah ini.

Ada beberapa macam cara-cara pengumpulan data antara lain yaitu: angket (kuesionare), tes, wawancara, dokumen dan observasi.

A.   Angket (Kuesionare)
Angket  adalah  daftar  pertanyaan  yang  diberikan  kepada  responden  untuk menggali  data  sesuai  dengan  permasalahan  penelitian.

Menurut  Masri Singarimbum, pada penelitian survai, penggunaan angket merupakan hal yang paling pokok untuk pengumpulan data di lapangan. Hasil kuesioner inilah yang akan  diangkakan  (kuantifikasi),  disusun  tabel-tabel  dan  dianalisa  secara statistik untuk menarik kesimpulan penelitian.

Tujuan  pokok  pembuatan  kuesioner  adalah
(a)  Untuk  memperoleh  informasi yang relevan dengan masalah dan tujuan penelitian.
(b) Untuk memperoleh informasi  dengan  reliabel  dan  validitas  yang  tinggi.

Hal  yang  perlu diperhatikan  oleh  peneliti  dalam  menyusun  kuesioner,  pertanyaan-pertanyaan yang  disusun  harus  sesuai  dengan  hipotesa  dan  tujuan  penelitian.

Menurut  Suharsimi  Arikunto,  sebelum  kuesioner  disusun  memperhatikan prosedur sebagai berikut:

- Merumuskan tujuan yang akan dicapai dengan kuesioner.
- Mengidentifikasikan variabel yang akan dijadikan sasaran kuesioner.
- Menjabarkan setiap variabel menjadi sub-sub variabel yang lebih spesifik dan tunggal.
- Menentukan jenis data yang akan dikumpulkan, sekaligus unit analisisnya.

Contoh Angket

1.  Angket Terbuka, yaitu angket dimana responden diberi kebebasan untuk menjawab

    Contoh: Metode apa yang digunakan oleh Bapak/ibu  dalam pengajaran PAI dikelas?
a......................
b......................
c......................
d......................


2.   Angket Tertutup, apabila jawaban pertanyaan sudah disediakan oleh peneliti.
 
       Contoh: Apakah Bapak/Ibu senantiasa memeriksa hasil pekerjaan anak dikelas?
a.    Selau
b.    Sering
c.    Jarang sekali

3.  Angket semi terbuka, yaitu jawaban pertanyaan sudah diberikan oleh peneliti, tetapi diberi kesempatan untuk menjawab sesuai kemauan responden.

      Contoh: Apa metode yang Bapak/Ibu gunakan dalam pengajaran PAI ?
a.   Diskusi
b.   Ceramah
c.   ............

B. Tes
Tes  adalah  serentetan  pertanyaan  atau  latihan  serta  alat  lain  yang  digunakan  untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.

Ditinjau dari sasaran atau obyek yang akan dievaluasi,  ada beberapa macam tes dan alat ukur yaitu:

1.  Tes  kepribadian  atau  personality  test,  yaitu  tes  yang  digunakan  untuk mengungkap kepribadian seseorang, seperti konsep diri/self–concept, kreativitas, disiplin, kemampuan khusus, dan sebagainya.

2.  Tes  bakatyaitu  tes  yang  digunakan  untuk  mengukur  atau mengetahui bakat seseorang.

3.  Tes  intelegensiyaitu  tes  yang  digunakan  untuk mengadakan  estimasi  atau  perkiraan  terhadap  tingkat  intelektual  seseorang dengan  cara  memberikan  berbagai  tugas  kepada  orang  yang  akan  diukur intelegensinya.

4.  Tes sikap, yang sering disebut dengan istilah kala sikap, yaitu alat  yang  digunakan  untuk  mengadakan  pengukuran  terhadap  berbagai  sikap seseorang.

5.  Tes minat, yaitu tes yang digunakan untuk menggali minat seseorang  terhadap sesuatu.

6.  Tes  prestasi, yaitu  tes  yang  digunakan  untuk  mengukur pencapaian seseorang setelah mempelajari sesuatu.

C. Wawancara
Wawancara  merupakan  proses  komunikasi  yang  sangat  menentukan  dalam  proses penelitian.  Dengan  wawancara  data  yang  diperoleh  akan  lebih  mendalam,  karena mampu  menggali  pemikiran  atau  pendapat  secara  detail.  Oleh  karena  itu  dalam pelaksanaan  wawancara  diperlukan  ketrampilan  dari  seorang  peneliti  dalam berkomunikasi dengan responden. Seorang peneliti harus memiliki ketrampilan dalam mewawancarai,  motivasi  yang  tinggi,  dan  rasa  aman,  artinya  tidak  ragu  dan  takut dalam  menyampaikan  wawancara.  Seorang  peneliti  juga  harus  bersikap  netral, sehingga  responden  tidak  merasa  ada  tekanan  psikis  dalam  memberikan  jawaban kepada  peneliti.

Secara garis besar ada dua macam pedoman wawancara, yaitu:

1.  Pedoman wawancara tidak terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang hanya memuat  garis  besar  yang  akan  ditanyakan.  Dalam  hal  ini  perlu  adanya kreativitas  pewawancara  sangat  diperlukan,  bahkan  pedoman  wawancara model ini sangat tergantung pada pewawancara.

2.  Pedoman  pewawancara  terstrukturyaitu  pedoman  wawancara  yang  disusun secara  terperinci  sehingga  menyerupai  chek-list.  Pewawancara  hanya  tinggal memberi tanda √ (check).
Dalam  pelaksanaan  penelitian  dilapangan,  wawancara  biasanya  dilaksanakan  dalam  bentuk  ”semi  structured”.  Dimana  interviewer / Pewancara  menanyakan serentetan  pertanyaan  yang  sudah  terstruktur,  kemudian  satu  persatu  diperdalam dalam menggali keterangan lebih lanjut. Dengan model wawancara seperti ini, maka semua variabel yang ingin digali dalam penelitian akan dapat diperoleh secara lengkap dan mendalam.

Menurut Nasution (1991:135), ada beberapa hal yang dapat ditanyakan dalam wawancara, antara lain: pengalaman, pendapat, perasaan, pengetahuan, pengeinderaan dan latar belakang pendidikan.
Dalam pelaksanaan wawancara, sering kita temukan dilapangan adanya perbedaan persepsi pandangan tentang hal-hal tertentu yang berkaitan dengan masalah penelitian, antara peneliti dengan orang yang diwawancarai. Berdasar hal tersebut, yang perlu diketahui bahwa dalam penelitian kualitatif naturalistik, ada dua istilah yaitu informasi emic dan etic. Informasi emic adalah informasi yang berkaitan dengan bagaimana pandangan responden terhadap dunia luar berdasar perspektifnya sendiri, sedangkan yang berdasar perspektif peneliti disebut informasi etic.

D. Dokumen
Data dalam penelitian kualitatif kebanyakan diperoleh dari sumber manusia atau human resources, melalui observasi dan wawancara. Sumber lain yang bukan dari manusia (non-human resources), diantaranya dokumen, foto dan bahan statistik.

Dokumen terdiri bisa berupa buku harian, notula rapat, laporan berkala, jadwal kegiatan, peraturan pemerintah, anggaran dasar, rapor siswa, surat-surat resmi dan lain sebagainya.
Selain bentuk-bentuk dokumen tersebut diatas, bentuk lainnya adalah foto dan bahan statistik. Dengan menggunakan foto akan dapat mengungkap suatu situasi pada detik tertentu sehingga dapat memberikan informasi deskriptif yang berlaku saat itu. Foto dibuat dengan maksud tertentu, misalnya untuk melukiskan kegembiraan atau kesedihan, kemeriahan, semangat dan situasi psikologis lainya. Foto juga dapat menggambarkan situasi sosial seperti kemiskinan daerah kumuh, adat istiadat, penderitaan dan berbagai fenomena sosial lainya.

Selain foto, bahan statistic juga dapat dimanfaatkan sebagai dokumen yang mampu memberikan informasi kuantitatif, seperti jumlah guru, murid, tenaga administrasi dalam suatu lembaga atau organisasi. Data ini sangat membantu sekali bagi peneliti dalam menganalisa data, dengan dokumen-dokumen kuantitatif ini analisa data akan lebih mendalam sesuai dengan kebutuhan penelitian.

E. Observasi
Agar observasi yang dilakukan oleh peneliti memperoleh hasil yang maksimal, maka perlu dilengkapi format atau blangko pengamatan sebagai instrumen. Dalam pelaksanaan observasi, peneliti bukan hanya sekedar mencatat, tetapi juga harus mengadakan pertimbangan kemudian mengadakan penilaian ke dalam suatu skala bertingkat. Seorang peneliti harus melatih dirinya untuk melakukan pengamatan. Banyak yang dapat kita amati di dunia sekitar kita dimanapun kita berada. Hasil pengamatan dari masing-masing individu akan berbeda, disinilah diperlukan sikap kepekaan calon peneliti tentang realitas diamati. Boleh jadi menurut orang lain realitas yang kita amati, tidak memiliki nilai dalam kegiatan penelitian, akan tetapi munurut kita hal tersebut adalah masalah yang perlu diteliti.

Observasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu observasi partisipasi dan non-partisipan. Observasi partisipasi dilakukan apabila peneliti ikut terlibat secara langsung, sehingga menjadi bagian dari kelompok yang diteliti. Sedangkan observasi non partisipan adalah observasi yang dilakukan dimana peneliti tidak menyatu dengan yang diteliti, peneliti hanya sekedar sebagai pengamat.


Menurut Nasution, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan observasi, antara lain:

1. Harus diketahu dimana observasi dapat dilakukan, apakah hanya ditempat-tempat pada waktu    tertentu atau terjadi diberbagai lokasi?

2. Harus ditentukan siapa-siapa sajakah yang dapat diobservasi, sehingga benar-benar representatif?

3. Harus diketahui dengan jelas data apa yang harus dikumpulkan sehingga relevan dengan tujuan penelitian.

4. Harus diketahui bagaimana cara mengumpulkan data, terutama berkaitan dengan izin pelaksanaan penelitian.

5. Harus diketahui tentang cara-cara bagaimana mencatat hasil observasi.


Sekian dan sampai jumpa.


Referensi :

Ali. "Pengertian dan Macam-macam Hipotesis Penelitian". http://www.pengertianpakar.com/2015/05/pengertian-dan-macam-macam-hipotesis.html. Mai 2015. Web.  15 Oktober 2015.

Kamus Bahasa Indonesia Online .http://kamusbahasaindonesia.org. Web. 15 Oktober 2015.

Setiawan, Dodik Aris. Mata kuliah Statistik dan Probabilitas. R1.1 STT STIKMA Internasional Malang, 9 Oktober 2015.

0 komentar:

Posting Komentar